M6ggg7SVQwhwl6VjqDqI5D3VSsVziSsOqgZfjEI6
Bookmark

BERDOA, LALU YAKINLAH


Bandung, 13 Desember 2017
Fitrianingsih, S.Pd.I 

Mungkin kita pernah merasakan saat dimana diri ini telah lelah bekerja keras dalam menggapai sesuatu, telah bersungguh-sungguh di dalam setiap ikhtiar, telah berjuang habis-habisan di tiap waktu, dan senantiasa memohon pertolongan Allah dalam setiap sholat dan do’a-do’a yang di lantunkan, namun kondisi kita masih tetap seperti itu-itu saja, bahkan senantiasa terpuruk. Seakan-akan usaha kita tidak berarti apa-apa. Saat itu yang ada hanyalah rasa penyesalan, kecewa, kesal, ingin menyerah dan perasaan ingin putus asa karna menganggap semuanya sia-sia saja.
Kita harus bisa memahami bahwa Allah sangat memperhatikan keadaan kita jauh lebih besar dari pada perhatian kita terhadap diri sendiri. Tak pernah terlewat sedetikpun diri kita dari penglihatan Allah. Itu artinya, Allah mengetahui dan menyaksikan apa yang sedang terjadi pada hamba-Nya. Termasuk di saat kita sedang berada di dalam kesulitan kemudian berdoa pada-Nya, Allah melihat itu semua.
Setiap orang yang telah berdoa, pasti menantikan kapan terkabulnya doa. Di dalam masa penantian tersebut, ada yang sabar, ada yang tidak sabar. Ada yang yakin bahwa Allah akan mengabulkan doanya, ada juga yang ragu-ragu. Padahal kita tahu, bahwa konsekuensi keimanan adalah menghendaki adanya keyakinan yang kokoh dari seorang hamba kepada Rabbnya. Keyakinan tersebut tidak boleh bercampur dengan keraguan. Meskipun hanya setitik.
Bagi orang-orang yang benar imannya, maka ia akan yakin bahwa Allah adalah Dzat yang mustahil akan berbohong terhadap apa yang telah Dia janjikan. Allah adalah Dzat yang tak kan pernah melakukan salah perhitungan atas segala takdir dan ketentuan-Nya. Ketentuan Allah tak kan mungkin meleset atau salah sasaran, dan pengabulan Allah atas doa-doa hamba-Nya juga tak kan mungkin datang terlambat. 
Allah Subahanahu wa Ta'ala telah berfirman,
““Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran”.  (QS. Al-Baqarah: 186)
 “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir: 60)

 “Tidak sekali-kali seorang muslim di bumi ini berdo’a pada Allah meminta suatu permintaan, melainkan Allah akan memberi apa yang ia minta atau memalingkan darinya suatu kejahatan yang semisal dengan permintaannya, selagi ia tidak berdo’a meminta suatu dosa atau memutuskan silaturahmi.” Maka ada seseorang berkata, “kalau demikian, kami akan memperbanyak (berdo’a).” Beliau menjawab, “Allah Maha Memberi.” (HR. Tirmidzi)
Apabila Allah cinta kepada doa seorang hamba, maka Allah akan kabulkan doanya sesuai kebaikan untuk hamba itu sendiri; baik di dunia maupun di akhirat. Allah kabulkan doa itu di waktu yang paling tepat. Terkadang doa dikabulkan seketika itu juga atau diakhirkan pengabulan sampai waktu paling tepat. Atau diganti dengan kebaikan serupa; seperti dihindarkan dari musibah yang lebih besar. Atau pengabulan doa itu disimpan di akhirat dan ini yang paling utama.
Saat kita berdoa, maka kita wajib menghadirkan husnudzan kepada Allah bahwa Dia akan mengabulkan doa kita dan tidak mengecewakan kita. Sikap yakin ini termasuk adab berdoa yang menjadi sebab lebih dikabulkannya doa. Saat kta sudah berdoa pada Allah, dan kita sudah serahkan urusan tersebut pada Allah, maka setelah itu kita harus meyakini bahwa permintan kita sedang di proses dan akan di jawab Allah. Hanya saja mengenai kapan waktunya, bagaimana caranya dan seperti apa bentuknya, tentu itu terserah Allah. Sebab tugas kita sebagai manusia adalah berdoa, tentang pengabulannya terserah Allah. Maka berdoalah, lalu yakinlah.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
 “Berdoalah kepada Allah dalam kondisi benar-benar yakin akan dikabulkan. . .” (HR. al-Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu)
Diterangkan dalam Tuhfah al-Ahwadzi (9/316), “Kalian yakin akan dikabulkan” maksudnya: kondisi kalian benar-benar yakin terhadap pengabulan doa. Maksudnya adalah saat berdoa, hendaknya kalian berada dalam kondisi yang berhak dikabulkan; menjalankan kebaikan dan menjauhi kemungkaran, memperhatikan syarat-syarat doa semacam menghadirkan hati dan memilih waktu dan tempat mulia, memanfaatkan kondisi terbaik seperti saat sujud dan selainnya agar keyakinan dikabulkan doa lebih kuat di hati kalian daripada tertolaknya.”
Sebagai orang yang beriman, yang mengimani Allah dengan keimanan yang benar, tak boleh bagi kita meragukan kemampuan Allah dalam upaya mengabulkan doa kita. Tentu bukan hal yang sulit bagi Allah untuk mengabulkan doa tersebut. Kekuasan Allah itu tidak terbatas. Allah lah Dzat yang menguasai langit dan bumi, dan Allah juga lah yang mengatur segala urusan semua makhluk-Nya. 
Tetapi terkadang, tanpa di sadari kita saat berdoa, seakan – akan kita sedang mendikte Allah. Memaksa Allah untuk menjawab doa kita dengan segera dan persis sesuai dengan apa yang kita minta. Seolah-olah kitalah yang paling tahu bahwa yang kita doakan adalah yang terbaik, sehingga kemudian mewajibkan Allah menjawab doa sesuai apa yang kita mau. Padahal dalam Al-Quran Allah sudah mengingatkan bahwa boleh jadi apa yang kita anggap baik belum tentu baik bagi kita, dan sebaliknya.  
Sesungguhnya Allah lebih suka kepada doa hamba-Nya daripada pengabulan materi doa itu sendiri. Akan tetapi hamba umumnya lebih suka cepat pengabulan doanya daripada proses berdoa itu sendiri. padahal Allah senang mendengar rengekan dan tangisan hamba-Nya ketika berdoa kepada-Nya. Allah tidak pernah merasa bosan mendengar doa yang diulang-ulang, yang itu-itu saja, dan Allah juga sangat sabar melihat sikap kita yang belum sempurna melaksanakan perintah-Nya tetapi tetap mau berdoa kepada-Nya.
Bukankah di saat sedang berdoa itu adalah waktu yang tepat bagi kita untuk bermesraan dengan-Nya. Dengan berilinangan airmata kita kita memohon ampun atas dosa-soda kita, mengadu pada-Nya atas masalah-masalah kita, dan harapan-harapan kita. Di situ menunjukkan bahwa kita ini adalah hamba yang lemah,  yang memiliki  keterbatasan, dan sangat membutuhkan pertolongan serta kasih sayang-Nya. Setiap jiwa pasti tergantung pada pertolongan Allah. Betapapun besarnya usaha yang dilakukan, tetap saja hamba tersebut akan butuh pertolongan Allah.
Berdoa itu bukanlah semata-mata untuk memberitahu Allah akan hajat-hajat kita, sebab Allah Maha Tahu, Allah juga Maha Melihat. Bahkan sebelum kita berdoa Allah  sudah mengetahui apa yang ada dalam hati dan pikiran kita. Proses berdoa itu lebih utama daripada pengabulan materi doanya. Karena berdoa merupakan sebuah ibadah. Termasuk amal shalih yang berpahala besar. 

Untuk itu mari kita perbaiki kembali sikap kita ketika berdoa. Caranya yaitu kita meminta kepada-Nya, beriman (meyakini bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan doanya dan Mahakuasa untuk memberikan keputusan terbaik bagi hamba-Nya), beriktiar (melakukan amal saleh sesuai dengan tuntutan-Nya) dan doa yang kita panjatkan itu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya agar kita senantiasa berada dalam kebenaran.
Post a Comment

Post a Comment