M6ggg7SVQwhwl6VjqDqI5D3VSsVziSsOqgZfjEI6
Bookmark

PENGGUNAAN GADGET YANG BAIK BAGI SISWA SEKOLAH DASAR


Oleh : Fitrianingsih, S.Pd.I

Zaman terus berubah, perkembangan teknologi dan pengetahuan berperan besar dalam berubahnya tatanan kehidupan di dunia. Perkembangan teknologi ini ditandai dengan munculnya berbagai benda yang semakin canggih dari hari ke hari, dan salah satu contohnya adalah gadget. Gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang memiliki arti alat elektronik kecil dengan berbagai macam fungsi khusus. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur kebaruannya. Artinya, dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru yang memberikan kemudahan dan membuat hidup menjadi lebih praktis.
Survey yang dilakukan oleh the Asian Parent Insights di tahun 2014, pada lingkup studi kawasan Asia Tenggara membuktikan bahwa penikmat gadget saat ini bukan hanya orang dewasa hingga remaja, namun juga anak-anak. Hasil survey mengungkapkan bahwa 98% responden anak-anak di Asia Tenggara tersebut menggunakan gadget atau perangkat seluler (mobile device). Kemudian berdasarkan data hasil survey yang dilakukan oleh Kementrian Kominfo dengan menelusur aktivitas online dari sampel anak dan remaja usia 10-19 (sebanyak 400 responden) yang tersebar di seluruh negeri dan mewakili wilayah perkotaan dan perdesaan ditemukan bahwa 98% dari anak-anak dan remaja yang disurvei mengetahui tentang internet dan 79,5 persen diantaranya adalah pengguna internet
Penggunaan teknologi merupakan sebuah keniscayaan yang akan dihadapi seiring perkembangan zaman. Fenomen ini tidak hanya berlaku dimasyarakat tapi juga di dunia pendidikan, tak terkecuali pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya system pembelajaran berbasis media ( media-based learning) yang menggunakan teknologi dalam proses pembelajarannya. Saat ini media-based learning bukan hanya diperuntukkan untuk  tingkat SMP, SMA/SMK dan Perguruan Tinggi namun tingkat SD bahkan TK dan PAUD juga sudah menggunakan model pembelajaran seperti ini, baik  secara langsung maupun tidak langsung.
Pada umumnya siswa sekolah dasar memiliki semangat belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi. Kondisi tersebut sangat baik jika didukung oleh media belajar yang mereka minati. Saat ini media belajar kekinian yang diminati siswa sekolah dasar adalah gadget. Inovasi belajar dengan memanfaatkan gadget sebagai media belajar tentu saja memberikan nuansa berbeda bagi siswa. Hal ini dapat memotivasi rasa ingin tahu mereka dalam menggali ilmu pengetahuan menggunakan kecerdasan literasi digital. Sehingga keterampilan literasi digital merekapun secara tidak langsung  akan terasah sejak dini tatkala mereka menggunakan gadget sebagai salah satu media belajar. Di samping itu, model pembelajaran ini juga dapat diterima dengan senang hati oleh siswa karena tidak membuat mereka jenuh.  
Kondisi ini menjadi sebuah tantangan bagi para guru atas perkembangan teknologi informatika dan alat elektronik yang semakin canggih. Guru dan siswa sebagai subyek pendidikan tidak semestinya menolak penggunaan teknologi sebagai jembatan pembangunan keilmuan. Sebenarnya, kehadiran gadget dalam pembelajaran dapat menjadi modal bagi guru untuk mengembangkan kreatifitasnya mengajar. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan model pembelajaran dan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman. Sebab, suka atau tidak suka kini mereka telah lahir dan tumbuh di era digital. Guru dalam hal ini diharapkan dapat memanfaatkan gadget untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dan menggunakannya sebagai sarana pendukung pembelajaran. 
Selain itu guru juga harus mampu membangun daya pikir kritis dan jiwa kreatif dari siswanya ketika menggunakan teknologi tersebut. Harus ada kemauan dan kesungguhan guru untuk mencoba melakukannya. Sebab pada usia tersebut siswa belum mampu menggunakan dan memanfaatkan teknologi secara bijak sehingga diperlukan bimbingan dari seorang guru. Sebagaimana yang dikatakan Jean Pieget dalam Woolfolk (2009) bahwa usia anak antara 7-11 tahun adalah masa di mana pertama kali mereka memasuki operasional konkret, sehingga memerlukan bimbingan. 
Kehadiran gadget dalam dunia pendidikan, memiliki banyak manfaat jika pengunaannya dilakukan dengan benar. Pertama, gadget dapat menjadi salah satu media belajar. Misalnya pemanfaatan gadget sebagai media belajar membaca. Perangkat lunak aplikasi bahan bacaan biasanya memiliki karakteristik yang beragam tergantung usia pengguna. Pada anak, bahan bacaan disajikan dalam bentuk yang sangat menarik, seperti munculnya suara dan tercantumnya gambar ilustrasi yang membuat siswa menikmati proses belajarnya. Menurut Anis Baswedan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI periode 2014-2016, pendekatan melalui metode kinestetis dalam pembangunan minat baca anak jauh lebih efektif daripada penekatan secara verbal
Kedua, gadget dapat menjadi salah satu sarana sumber belajar. Misalnya penggunaan gadget pada pelajaran IPA di sekolah dasar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menugaskan siswa mencari bahan ajar tambahan dalam bentuk video, gambar, artikel, dan kegiatan ilmiah sederhana tentang makhluk hidup menggunakan gadget miliknya. Dalam hal ini  gadget digunakan sebagai media untuk menemukan ilmu pengetahuan, sehingga proses belajar dapat berjalan dengan baik. 
Ketiga, gadget dapat membangun sifat kreatif siswa. Fitur - fitur yang ada pada gadget dapat dimanfaatkan untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif siswa. Gadget juga dapat digunakan sebagai media dokumentasi atas karya-karya siswa. Bukankah gadget ini cukup baik jika dimanfaatan sebagai salah satu sarana sumber belajar yang menyenangkan ?
Banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan dengan adanya gadget. Namun disisi lain gadget juga dapat memberikan dampak negatif, khususnya pada anak-anak jika penggunaannya tidak benar. Kemudahan akses internet melalui gadget membuat siswa lebih mudah mendapatkan apa saja yang mereka inginkan sehingga siswa menjadi malas dan tidak mau berusaha. Kemudian, ketidaktahuan siswa dalam memilah informasi yang benar dan yang salah akan berpotensi menimbulkan kerancuan dalam perkembangan keilmuan dan psikologinya. Misalnya saja pada permainan digital yang ada dalam gadget, gambar-gambar yang ditampilkan terkadang adalah gambar yang tidak senonoh ataupun mengandung unsur kekerasan. Tetapi hal tersebut dianggap hal yang biasa saja bagi siswa SD karena ketidaktahuannya dalam menentukan mana yang benar dan mana yang salah. 
Fenomena lonjakan sosial media dalam gadget juga ini sering kali membuat siswa mengenyampingkan proses belajar, baik di rumah maupun sekolah. Perhatiannya tersedot pada fitur-fitur gadget yang canggih.  Sebagai anak, tentu saja memiliki hasrat bermain yang lebih besar daripada belajar.  Jika mereka sudah keasyikan bermain maka akan lupa dengan belajarnya, apalagi jika anak memakai  gadget tanpa pengawasan orang tua Dalam hal ini, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan anak karena hal tersebut memang intuisi dari anak yang sangat senang bermain.

Selain itu, penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa atau komunikasi seorang anak. Hal ini dikarenakan anak yang sudah kecanduan gadget, cenderung lebih suka menghabiskan waktu bersama gadgetnya daripada berinteraksi atau bersosialisasi dengan lingkungan sehingga kosa kata merekapun menjadi terbatas. Dilansir dari WA Today, penelitian melalui polling ini dilakuan ComRes untuk saluran TV Channel 4 New. Hasil survey tersebut menunjukkan sekitar 47% dari orangtua mengatakan bahwa anak mereka kebanyakan menghabiskan waktu seharian bersama gadget. Sedangkan 43% lainnya mengaku bahwa anak mereka telah memiliki ikatan emosi dengan perangat mobile yang dimiliki. 
Sebagai orangtua, sudah seharusnya memperhatikan perkembangan sosial sang anak. Sejak kecil anak sudah diajarkan tentang bagaimana cara bersosialisasi, baik di lingkungan rumah maupun di sekolah. Dengan begitu secara tidak langsung intelektual mereka akan berkembang dan kepekaan terhadap sosial dalam diri anak juga akan terbangun. Hal ini diperkuat dengan pendapat Jean Pieget yang mengemukakan tiga prinsip utama belajar yakni belajar aktif, belajar melalui interaksi, dan belajar melalui pengalaman. 
Gadget kini telah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari anak Indonesia, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan mereka dalam kaitannya dengan keamanan internet. Hendaknya gadget tidak memberikan dampak buruk akibat kesalahan pemakaian. Oleh karena itu diperlukan kreativitas bagi pemilik gadget agar dampak buruk tersebut dapat dihindari. Nurlita Endah Kurnia, Psikolog dari Fakultas Psikologi Ubaya menyampaikan pendapatnya saat mengisi kegiatan Parenting Skill. Ia menyampaikan bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan ketika mengenalkan gadget pada anak. 
Pertama, tentang frekuensi penggunaan gadget. Perlu dibuat ketentuan yang disepakati bersama mengenai frekuensi penggunaan gadget. Bila kesepakatan telah dibuat, maka orang tua diharapkan dapat konsisten menegakkan aturan tersebut. Sehingga anak dapat belajar tentang displin dari penegakkan aturan yang dilakukan. Begitu juga ketika di sekolah, siswa boleh menggunakan gadget hanya ketika diperlukan atau di saat proses pembelajaran membutuhkan dukungan dari gadget. 
Kedua, durasi. Selain frekuensi penggunaan gadget, lama (durasi) waktu penggunaan juga perlu dibuat kesepakatannya. Kesepakatan durasi ini perlu dilakukan agar anak tahu batas waktu penggunaannya. Sejak pemberian gadget pertama kali pada anak, orangtua harus sudah mengetahui batasannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cristiany Judhita dengan sedikit penyesuaian, durasi penggunaan gadget dapat dibagi menjadi tiga, yaitu penggunaan tinggi yakni lebih dari 3 jam dalam sehari, penggunaan sedang yaitu pada intensitas penggunaan sekitar 3 jam dalam sehari, dan penggunaan rendah yaitu pada intensitas penggunaan kurang dari tiga jam dalam sehari. Menurut Psikolog anak dan keluarga, Ajeng Raviando untuk anak usia di atas 6 tahun penggunaan gadget hanya boleh maksimal 2 jam perhari. Dengan begini anak bisa dilatih memanfaatkan 2 jam waktunya untuk memakai gadget dengan  sebaik-baiknya.
Berdasarkan berita BBC Indonesia pada tahun 2014 dengan tajuk orang Indonesia pengguna smartphone nomor 1 di dunia. Dinyatakan bahwa lembaga survey Amerika yaitu Milward Brown sempat melakukan survey dan penelitian yang hasilnya cukup mengejutkan. Survey tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan ponsel pintar di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia. Dengan rata-rata pemakaian 181 menit perhari jauh lebih tinggi dibanding Filipina, China, Brazil, dan Vietnam. Peringkat ini mengindikasikan bahwa ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap gadget sangatlah besar.
Ketiga, tentang isi. Hal penting yang selanjutnya harus diperhatikan dalam penggunaan gadget adalah content/isi yang digunakan. Oleh sebab itu pastikan orangtua senantiasa melacak penggunaan internet anak. Melakukan blok konten  yang negatif pada gadget kemudian diganti dengan konten yang berisi pendidikan namun sesuai dengan dunia anak-anak. Misalnya animasi multimedia interaktif yang terdiri dari materi, video, dan kuis ataupun film edukatif yang mendukung materi pembelajaran di sekolah. 
Selain ketiga hal di atas, hal lain yang perlu dilakukan pada anak adalah membekali mereka tentang pengetahuan dasar bahwa gadget adalah media sekunder, yaitu media yang hanya digunakan sebagai pelengkap dan pendamping dalam proses belajar. Sangat diiperlukan peran orangtua dalam pengawasan atau pendampingan agar proses kemajuan anak menjadi terarah. Pihak orangtua dan guru harus mengawasi dan mendampingi anak-anak mereka dalam akitivitas digitalnya, dan terlibat di dalamnya. Misanya orangtua dan guru dapat menjadi teman di akun jejaring social anak, karena disinilah mereka bermain di dunia maya. Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang aman dan positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak di dunia cyber. 
Dengan pendekatan dan strategi yang tepat maka siswa sekolah dasar kelas satu sampai kelas enam akan mampu menggunakan gadget dengan baik dan terhindar dari efek negatif penyalahgunaanya. Penggunaan gadget yang benar bagi siswa SD di lingkungan sekolah dan di rumah akan menumbuhkan perilaku kesadaran dan literasi digital serta membentuk generasi yang memiliki kecerdasan keterampilan abad 21. Mereka harus dapat memanfaatkan teknologi digital secara maksimal untuk membantu meningkatkan pengetahuan, memperluas kesempatan dan keberdayaan mereka dalam meraih kehidupan yang lebih baik.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi harus dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Teknologi tersebut merupakan alat untuk mewujudkan bangsa yang cerdas dan maju. Internet dapat memberikan manfaat besar bagi pendidikan, penelitian, niaga, dan aspek kehidupan lainya. Kita harus mendorong anak-anak dan remaja  untuk menggunakan internet sebagai alat penting untuk membantu pendidikan, meningkatkan pengetahuan, memperluas kesempatan serta keberdayaan dalam meraih kwalitas kehidupan yang lebih baik.

Berikut artikel mengenai PENGGUNAAN GADGET YANG BAIK BAGI SISWA SEKOLAH DASAR yang ditulis oleh kakak kita Fitrianingsih, S.Pd.I mudah2 an artikel tersebut bermanfaat bagi kita semua,Ayo gunakan gadget anda untuk suatu hal yang bermanfaat bukan untuk anak SD aja tetapi untuk semua umur tanpa batasan kecuali anak balita yang belum bisa menggunakannya:).

Post a Comment

Post a Comment